Vitalik Buterin, Jenius di Balik Kesuksesan Ethereum

Volubit.id — Ethereum yang didirikan Vitalik Buterin masih mengukuhkan diri sebagai kripto terbesar kedua dengan kapitalisasi pasar $374 miliar pada pertengahan Mei 2024.

Meski nilainya jauh lebih rendah dibandingkan kapitalisasi pasar Bitcoin, banyak yang menganggap kehadiran Ethereum tak kalah penting karena mampu memberi banyak ruang untuk berkembang bagi kripto dan blockchain secara keseluruhan.

Sejak diluncurkan sembilan tahun lalu, jaringan Ethereum yang memiliki token utilitas ETH, telah berperan penting dalam mendukung decentralized finance (DeFi), decentralized applications (dApps), serta konsep decentralized autonomous organizations (DAO) dengan terobosan smart contract-nya.

Tidak hanya Ethereum yang dianggap sebagai komponen penting dalam dunia kripto, penciptanya, Vitalik Buterin, juga mempunyai pengaruh yang sama kuat. Programmer keturunan Rusia-Kanada ini bisa dibilang tokoh kripto paling terkenal nomor wahid di dunia.

Siapa Vitalik Buterin dan bagaimana kisahnya dengan Ethereum?

Vitalik lahir di Kolomna, Rusia, pada 31 Januari 1994, dari pasangan ilmuwan komputer Dmitry Buterin dan Natalia Ameline. Di usia enam tahun, ia ikut orang tuanya pindah ke Kanada.

Seperti ayah dan ibunya, Vitalik juga sangat jenius dalam matematika, pemrograman, serta kriptografi sejak usia 7 tahun. Dengan IQ 275, ia bisa melakukan penghitungan tiga digit angka dua kali lebih cepat dari rata-rata anak seusianya.

Ia pertama kali mempelajari Bitcoin pada 2011, saat masih menjadi mahasiswa di Universitas Waterloo. Vitalik terus mengasah kemampuan pemrograman dengan menjadi asisten peneliti kriptografer Ian Goldberg, bahkan sampai lupa waktu.

Bitcoin pertama yang dimilikinya berasal dari upah menulis artikel tentang mata uang kripto di blog Bitcoin Weekly. Ia dibayar 5 BTC seharga $3,5 per BTC untuk setiap artikel yang ditulis.

Sayangnya Bitcoin Weekly harus tutup karena kekurangan dana. Vitalik kemudian memutuskan untuk membuat media publikasinya sendiri, Bitcoin Magazine, bersama penggemar Bitcoin asal Rumania, Mihai Alisie.

Baginya, 24 jam sehari tidak cukup untuk menjalankan tugas sebagai mahasiswa, asisten peneliti, dan pengurus majalah sehingga harus ada yang dikorbankan.

Kegilaannya pada kripto akhirnya memaksa dia untuk drop out dari universitas. Pria bertubuh tinggi ceking ini memilih untuk berkeliling dunia selama enam bulan demi bisa bertukar pikiran dengan para pengembang Bitcoin.

Pengembaraannya kemudian tiba pada satu titik kesimpulan: para pengembang Bitcoin hanya fokus pada kegunaan kripto sebagai mata uang digital. Padahal, menurut dia, blockchain memiliki kegunaan yang lebih luas dan lebih fleksibel.

Bersama tujuh rekannya, Gavin Wood, Amir Chetrit, Charles Hoskinson, Anthony Di Iorio, Mihai Alisie, Jeffrey Wilcke dan Joseph Lubin, Vitalik mendesain kripto versi baru menggunakan smart contract bernama Ethereum. Whitepaper-nya resmi dirilis pada November 2013, ketika Vitalik masih berusia 19 tahun.

Konsep jaringan terdesentralisasi Ethereum resmi diumumkan pada Januari 2014 dan menjadi proyek paling ditunggu-tunggu komunitas kripto saat itu. Ekosistemnya semakin berkembang setelah pemodal Peter Thiel memberikan suntikan dana hibah sebesar $100.000.

Dalam initial coin offering (ICO), Vitalik dan tim pengembang juga berhasil mengumpulkan BTC senilai $18 juta, yang digunakan untuk membentuk Ethereum Foundation, lembaga yang bertugas mengawasi perkembangan Ethereum.

Juli 2015, Ethereum resmi diluncurkan.

Ethereum sedikit banyak terinspirasi dari game online World of Warcraft yang kerap dimainkan Vitalik dari 2007 hingga 2010. Dalam beberapa kesempatan wawancara, miliarder kripto itu mengatakan, World of Warcraft telah membuka matanya untuk menyadari bahwa sentralisasi merupakan sebuah konsep yang buruk.

Dari situ pria yang pernah masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi Majalah Time pada 2021 ini terinspirasi untuk mempelajari lebih jauh akan sistem keuangan terdesentralisasi.

Kisah perjalanan Ethereum, meski tak selalu mulus, mungkin menjadi salah satu kisah sukses dalam industri kripto. Transaksi dalam blockchain Ethereum mencapai triliunan dolar setiap tahunnya dan bahkan pada 2021, jumlah transaksinya mampu melampaui jumlah transaksi Bitcoin.

Hampir 10 tahun kemudian, Ethereum masih berperan penting sebagai jaringan dasar bagi banyak altcoin, non-fungible token (NFT), sampai blockchain layer-2.

Sayangnya, para kreator Ethereum terpecah saat mereka dihadapkan dengan dua pilihan, menjadikan Ethereum sebagai perusahaan komersil atau hanya lembaga nirlaba.

Vitalik Buterin menegaskan visinya sejak awal untuk tidak mengomersilkan Ethereum. Satu per satu rekannya yang tidak setuju disingkirkan. Dari delapan pendiri, kini hanya tersisa dirinya seorang dalam proyek kripto bernilai ratusan miliar dolar ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *