Volubit.id — Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, merilis tulisan kelima di blognya terkait roadmap jaringan Ethereum di masa depan, pada 26 Oktober lalu. Ia menjelaskan tentang ‘The Purge’, proses yang bertujuan untuk mengurangi data bloat atau penumpukan data yang tidak perlu dan menyederhanakan protokol Ethereum.
Dalam tulisannya, Buterin mengatakan, The Purge akan memangkas penyimpanan data dan menghilangkan fitur-fitur usang di jaringan, untuk membuat Ethereum lebih efisien.
Proses ini memang tidak akan berdampak langsung pada penurunan gas fee Ethereum. Namun, perubahan yang dihasilkan dapat meningkatkan kinerja jaringan sehingga dengan sendirinya bisa mengurangi gas fee.
Salah satu tantangan utama yang ingin diatasi oleh The Purge adalah semakin tingginya kebutuhan penyimpanan data, yang menjadi hambatan bagi node baru untuk bergabung dengan jaringan Ethereum.
Saat ini, untuk menjalankan node Ethereum yang sepenuhnya tersinkronisasi, dibutuhkan storage dengan ukuran lebih dari 1,17 terabyte (TB), sebagian besar untuk menyimpan data historis. Akumulasi data historis ini membuat persyaratan penyimpanan terus meningkat, yang bisa membatasi partisipasi di jaringan.
Melalui The Purge, Ethereum bisa memangkas persyaratan penyimpanan data bagi node baru, misalnya node tidak harus menyimpan semua data historis secara permanen sehingga dapat mengurangi beban penyimpanan dan mempercepat sinkronisasi node.
Langkah ini diharapkan membuat partisipasi di jaringan Ethereum menjadi lebih efisien dan terjangkau, serta memungkinkan lebih banyak node untuk bergabung tanpa harus memenuhi persyaratan penyimpanan besar.
Buterin juga mengungkapkan, selama ini setiap data baru yang ditambahkan ke jaringan akan disimpan secara permanen, yang menyebabkan “state” jaringan terus berkembang tanpa batas. Dalam hal ini, state merujuk pada semua informasi atau data yang disimpan di blockchain yang mungkin dibutuhkan oleh smart contract atau transaksi di masa depan.
Menurutnya, Ethereum Virtual Machine (EVM) dirancang berdasarkan asumsi bahwa begitu sebuah objek state dibuat, objek tersebut akan selalu tersedia dan dapat diakses oleh transaksi kapan saja. Ini membuat state sulit “kedaluwarsa” atau dihapus.
Dalam bahasa sederhana, artinya setiap data baru yang ditambahkan ke jaringan akan terus menambah ukuran sistem, yang pada akhirnya bisa membuat jaringan lebih lambat dan mahal untuk digunakan.
Untuk mengatasi hal ini, Buterin mengusulkan konsep partial state expiry, yaitu data state yang jarang diakses bisa “kadaluwarsa” atau tidak aktif untuk sementara waktu. Namun, data tersebut tetap bisa diakses kembali di masa depan jika dibutuhkan dengan bantuan cryptographic proofs sehingga ukuran state jaringan tidak terus bertambah secara permanen, tetapi tetap bisa beroperasi secara efisien.
Sebelumnya, Buterin juga memperkenalkan ‘The Verge’ langkah menuju stateless verification dalam jaringan Ethereum, yang bertujuan untuk menjadikan verifikasi blok lebih aman dan mudah diakses tanpa memerlukan penyimpanan data besar.
Diperkenalkan pada 23 Oktober, The Verge berupaya menurunkan persyaratan terkait hardware yang diperlukan untuk verifikasi blok di blockchain Ethereum.
Metode stateless verification memungkinkan proses verifikasi blok menjadi lebih ringan secara komputasi. Hal ini membuat pengoperasian full node dalam jaringan menjadi sangat terjangkau sehingga perangkat sederhana seperti mobile wallet, browser wallet, dan bahkan smart watch juga dapat menjalankan node Ethereum.
FROM CLASSROOM
TO THE MOON
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarangMEMBERSHIP
Jadilah bagian dari kelas kripto eksklusif pertama di Bandung
Daftar sekarang