Vitalik Buterin Usulkan Ganti Bahasa Pemrograman Ethereum dengan RISC-V

Volubit.id — Pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, dilaporkan telah mengusulkan perubahan besar, yakni mengganti bahasa pemrograman yang dijalankan Ethereum Virtual Machine (EVM) dengan sistem baru bernama RISC-V. Tujuan penggantian ini menurutnya, untuk membuat jaringan Ethereum lebih cepat dan efisien.

Dalam sebuah unggahan di forum Ethereum Magicians, Minggu, 20 April 2025, Buterin mengungkapkan beberapa tantangan yang menghambat perkembangan Ethereum dalam jangka panjang. Tantangan tersebut mencakup ketersediaan data yang stabil, menjaga agar produksi blok tetap bersaing, serta membuat proses verifikasi data berbasis zero-knowledge proof menjadi lebih ringan.

Menurut Buterin, dengan menggunakan arsitektur RISC-V, smart contract di Ethereum dapat menjaga produksi blok tetap kompetitif, sekaligus meningkatkan efisiensi fungsi zero-knowledge pada lapisan eksekusi.

“Beam chain bisa sangat membantu menyederhanakan bagian konsensus Ethereum. Tapi agar bagian eksekusinya juga ikut meningkat, perubahan besar seperti ini mungkin satu-satunya pilihan,” kata Buterin.

Saat ini, Ethereum menggunakan EVM untuk menjalankan semua smart contract dan aplikasi di dalam jaringan. Namun, agar performanya bisa meningkat, terutama dalam hal efisiensi dan proving kontrak, Buterin menyarankan agar sistem bytecode EVM diganti dengan RISC-V.

RISC-V adalah arsitektur pemrosesan terbuka, mirip seperti ARM dan x86, tetapi gratis dan bisa digunakan siapa saja. Buterin yakin menggunakan RISC-V bisa menurunkan biaya eksekusi transaksi di Ethereum hingga 100 kali lebih murah dalam beberapa kasus.

Meski begitu, ia menegaskan smart contract yang lama tetap akan berfungsi dan bisa berjalan berdampingan dengan kontrak baru berbasis RISC-V. Bahkan, Ethereum bisa menyediakan interpreter khusus yang akan menerjemahkan kontrak EVM lama ke versi RISC-V.

Proposal ini diajukan saat Ethereum sedang berjuang meningkatkan throughput di tengah persaingan dengan blockchain lain, seperti Solana dan Sui, yang menawarkan kecepatan dan biaya lebih rendah. Di saat yang sama, kepercayaan investor terhadap Ethereum juga dinilai mulai menurun.

Pada akhir Maret, biaya transaksi yang dikumpulkan dari jaringan layer-2 Ethereum (blob fee) hanya sebesar 3,18 ETH, atau sekitar $5.000, menurut data Etherscan. Bahkan pada April, biaya transaksi rata-rata di jaringan utama Ethereum hanya sekitar $0,16 per transaksi, terendah sejak 2020.

Menurut Direktur Pemasaran Santiment, Brian Quinlivan, penurunan drastis ini disebabkan oleh berkurangnya aktivitas pengguna di jaringan utama Ethereum. Banyak pengguna kini lebih memilih menggunakan smart contract atau jaringan layer-2 yang tersedia di atas Ethereum.

Meski jaringan layer-2 membuat transaksi jadi lebih murah, ada sisi negatifnya juga, yakni pendapatan dari jaringan utama Ethereum ikut menurun. Hal ini memicu kekhawatiran Ethereum bisa kehilangan pangsa pasar.

Jika tren ini terus berlanjut dan kepercayaan investor terus menurun, harga ETH (Ether) bisa turun lebih jauh lagi, bahkan sampai ke kisaran $1.100.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *