Western Union Lirik Stablecoin untuk Jasa Transfer Uang Global

Volubit.id — Perusahaan remitansi global Western Union tengah menjajaki kemungkinan untuk mengintegrasikan stablecoin ke dalam dompet digital mereka. Inisiatif ini muncul di tengah meningkatnya penerimaan terhadap aset kripto yang nilainya stabil tersebut, terutama setelah disahkannya beleid GENIUS Act di Amerika Serikat (AS) yang memberikan kepastian hukum bagi ekosistem stablecoin.

Dalam sebuah wawancara bersama Bloomberg TV, Bos Western Union, Devin McGranahan, menyatakan bahwa mereka tidak melihat kehadiran stablecoin sebagai ancaman terhadap model bisnis tradisional, melainkan sebagai peluang besar untuk berinovasi dan memberikan nilai tambah bagi jutaan pelanggan mereka di berbagai belahan dunia.

Dia tak memungkiri bahwa stablecoin bisa membawa sejumlah manfaat konkret, terutama dalam hal kecepatan pengiriman uang lintas batas. “Kapan pun kamu bisa mengirim uang lebih cepat lintas batas, itu akan baik bagi Western Union dan baik bagi pelanggan Western Union,” ujarnya.

Dia menyebut teknologi blockchain yang mendasari stablecoin memungkinkan transaksi internasional dilakukan jauh lebih cepat dibanding sistem keuangan konvensional. Dalam konteks remitansi, kecepatan adalah segalanya, terutama bagi para pekerja migran yang ingin segera mengirim uang ke keluarga di kampung halaman.

Walaupun begitu, ia juga mengakui bahwa stablecoin belum sepenuhnya dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. “Terakhir kali saya cek, Anda belum bisa beli Coca-Cola pakai stablecoin,” katanya setengah berseloroh.

Di sinilah McGranahan melihat peran penting Western Union sebagai jembatan yang mengonversi stablecoin menjadi mata uang fiat lokal, terutama di wilayah-wilayah dengan sistem perbankan yang kurang stabil atau akses ke valuta asing yang terbatas.

Lebih jauh, McGranahan melihat potensi stablecoin sebagai penyimpan nilai di negara-negara dengan ekonomi tidak stabil. “Bagi banyak pelanggan kami di seluruh dunia, stablecoin adalah bentuk penyimpan nilai yang sulit mereka dapatkan di negara mereka,” katanya. Di negara dengan inflasi tinggi atau mata uang yang terus melemah, stablecoin seperti USDC atau USDT yang nilainya dipatok terhadap dolar AS bisa menjadi solusi yang diandalkan. Western Union ingin menjadi pintu masuk menuju kestabilan tersebut, sembari tetap mematuhi regulasi global.

Langkah Western Union ini mencerminkan semakin besarnya pergeseran paradigma di kalangan institusi keuangan besar. Dari yang dulu cenderung defensif terhadap teknologi kripto, kini mereka mulai melihat potensi transformasionalnya, khususnya dalam membentuk sistem remitansi yang lebih cepat, murah, dan inklusif.a mulai melihat potensi transformasionalnya, khususnya dalam membentuk sistem remitansi yang lebih cepat, murah, dan inklusif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *