XRP, Cardano, Litecoin Hingga Bitcoin Cash Dimasukkan dalam Daftar 20 Blockchain Zombie versi Forbes

Volubit.id — Forbes baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel tentang ‘blockchain Zombie’ yang memicu perdebatan di komunitas kripto. Pasalnya, mereka memasukkan sejumlah proyek kripto terkenal macam XRP, Cardano, Litecoin, hingga Bitcoin Cash dalam daftar wanprestasi tersebut.

Laporan yang terbit pada 27 Maret 2024 tersebut memasukkan 20 proyek kripto ke dalam kategori blockchain zombie. Daftar seluruh proyek tersebut antara lain XRP (XRP), Cardano (ADA), Bitcoin Cash (BCH), Litecoin (LTC), Internet Computer (ICP), Ethereum Classic (ETC), Stellar (XLM), Stacks (STX), Kaspa (KAS), Fantom (FTM), Monero (XMR), Arweave (AR), Algorand (ALGO), Flow (FLOW), MultiversX (EGLD), Bitcoin SV (BSV), Mina (MINA), Tezos (XTZ), Theta (THETA), and EOS (EOS).

Klasifikasi tersebut memasukkan proyek blockchain zombie dengan nilai kapitalisasi pasar minimal $1 miliar. Bila ditotal, seluruh 20 blockchain tersebut memiliki kapitalisasi pasar kolektif lebih dari $100 miliar. Nilai ini mewakili sekitar 4,7% dari kapitalisasi pasar semua aset kripto yang saat ini mencapai sekitar $2,4 triliun.

Label zombie yang diberikan kepada sejumlah proyek tersebut keluar bukan tanpa alasan. Menurut Forbes, blockchain zombie adalah “blockchain yang tidak ada gunanya,” yang diperdagangkan dengan valuasi lebih dari satu miliar dolar, “meskipun faktanya mereka tidak terbukti dan memiliki sedikit kegunaan selain untuk perdagangan kripto yang spekulatif.”

Dengan kata lain, analis Forbes menilai entitas-entitas ini tidak memperlihatkan utilitas di dunia nyata atau adopsi pengguna secara luas meskipun memiliki valuasi pasar cukup besar.

Token zombie ini dinilai terus laku dan bahkan mengalami apresiasi harga murni karena aktivitas trading spekulatif dan pendanaan awal yang besar, bukan lantaran mereka telah mencapai tujuan teknologi praktisnya.

XRP misalnya, menurut Forbes telah gagal mendisrupsi dominasi transaksi perbankan SWIFT. Proyek bikinan Ripple Labs ini pada mulanya dirancang untuk bersaing dengan jaringan perbankan SWIFT dengan memfasilitasi transfer bank internasional cepat dengan biaya minimal. Namun, upaya mengganggu dominasi tersebut dinilai gagal dan valuasi Ripple lebih ditentukan oleh harga token XRP ketimbang dari revenue jaringan transaksi perbankan blockchain XRP yang diterima Ripple Labs.

“Itu [XRP] sebagian besar tidak berguna, tetapi token XRP masih memiliki nilai pasar sebesar $36 miliar, menempati peringkat keenam mata uang kripto paling berharga,” terang para analis.

Cardano, Litecoin, Bitcoin Cash, Ethereum Classic, Tezos, Algorand, dan blockchain layer 1 lainnya juga diniliai sebagai objek perdagangan spekulatif belaka. Walaupun pada taraf tertentu menawarkan kemajuan teknologi, namun entitas-entitas ini gagal menciptakan adopsi kripto yang luas. Para analis juga menyebut salah satu faktor yang membuat token-token mereka masih laku adalah karena popularitas sosok-sosok di baliknya.

“Beberapa blockchain zombie tampaknya diperdagangkan hanya berdasarkan popularitas penciptanya. Cardano, pesaing Ethereum lainnya, diluncurkan pada tahun 2017 setelah salah satu pendirinya, Charles Hoskinson, berselisih dengan Buterin, salah satu pendiri Ethereum.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *