Apa itu Game Fantasy Top dalam Kripto dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Volubit.id — Beberapa hari terakhir, warganet kripto di Twitter seolah menemukan kotak pandora yang tiba-tiba terbuka. Nama Fantasy Top kembali mencuat, bukan karena gebrakan baru, tetapi karena rumor miring: isu bahwa game yang pernah menjadi primadona di jaringan Blast itu akan segera tutup usia alias shutdown. Komunitas ribut, sebagian marah, sebagian pasrah, sementara sisanya bingung: apakah game ini benar-benar akan gulung tikar atau hanya sedang bermanuver?

Di tengah keributan itu, satu hal menjadi jelas: Fantasy Top adalah contoh paling segar tentang bagaimana sebuah proyek kripto bisa naik secepat roket dan turun secepat meteor. Saat hype memuncak pada 2024, game ini dinilai sebagai terobosan sosial-gamefi yang memadukan kartu fantasy ala olahraga dengan hiruk-pikuk di media sosial. Banyak pemain terpikat bukan semata oleh mekaniknya yang unik, tetapi juga oleh hadiah ETH yang besar. Namun memasuki 2025, semua berubah. Subsidi hadiah dihentikan, rencana peluncuran token tak kunjung datang, traksi pemain baru seret, dan rumor buruk terus bergulir.

Di tengah gejolak itu, satu pertanyaan utama muncul: apa sebenarnya Fantasy Top itu, dan mengapa perjalanan sebuah game yang pernah dielu-elukan bisa berbelok menjadi drama panjang seperti ini?

Apa itu Fantasy Top?

Fantasy Top berawal sebagai game kartu berbasis NFT yang dirilis di jaringan Blast pada 2024. Ide dasarnya sederhana, tapi menggoda: pemain membeli kartu bergambar para influencer kripto di Twitter yangdisebut “Heroes” pada game, lalu menggunakan kartu-kartu itu untuk mengikuti turnamen. Nilai kartu ditentukan oleh performa sosial si influencer di dunia nyata, termasuk jumlah impresi, interaksi, hingga engagement post mereka selama periode tertentu. Singkatnya, Fantasy Top mencoba mengemas kultur digital kripto yang sangat bertumpu pada opini publik, tren, dan keaktifan para Key Opinion Leaders (KOLs) menjadi game kompetitif yang bisa menghasilkan hadiah nyata.

Saat pertama kali muncul, Fantasy Top langsung meledak. Jaringan Blast ketika itu sedang berada pada masa euforia, terbantu oleh insentif Blast Gold dan arus modal spekulatif. Fantasy Top menjadi mesin aktivitas utama jaringan itu. Volume perdagangan kartunya bisa mencapai 99 ETH per hari; influencer yang masuk roster ikut mempromosikan gamenya; dan hadiah ETH di turnamen sangat besar, bahkan mencapai tingkat yang belum pernah terlihat di gamefi lain. Tak heran, Fantasy Top cepat menjadi arena spekulasi baru—perpaduan antara permainan, prediksi sosial, dan perburuan keuntungan.

Tapi popularitas itu punya sisi lain. Pemain masuk semakin banyak, harga kartu berfluktuasi liar, rumor Token Generation Event (TGE) token FAN menyebar, dan komunitas pelan-pelan membentuk ekspektasi bahwa poin dan aktivitas mereka pada akhirnya akan bermuara ke suatu airdrop besar. Tapi kenyataan yang muncul belakangan justru sebaliknya. Memasuki 2025, tim mengumumkan bahwa mereka tidak akan melakukan TGE. Tak ada token baru, tak ada airdrop besar, dan hadiah turnamen akan terus diperkecil karena treasury tidak lagi mampu membakar modal seperti tahun sebelumnya. Keputusan ini memantik kemarahan besar komunitas karena banyak yang merasa digiring dengan janji implisit yang tak pernah ditepati.

Kontroversi berlanjut ketika aktivitas pemain anjlok, transaksi sepi, dan pendapatan proyek tak lagi menutup biaya operasional. Rumor shutdown pun menyebar, meski tim sebenarnya tidak pernah mengumumkan penutupan resmi. Pada pertengahan 2025, Fantasy Top bahkan memutuskan migrasi ke Base dengan alasan ekosistem yang lebih hidup. Tapi langkah itu pun tak mampu menghidupkan kembali gelombang pemain baru. Ia berjalan, tetapi seret; hidup, namun seperti hidup segan, mati tak mau.

Bagaimana Cara Kerja Fantasy Top?

Di balik drama dan isu publik, Fantasy Top sebenarnya memiliki konsep permainan yang cukup unik. Mekanismenya cukup mudah dipahami, terutama bagi mereka yang pernah bermain fantasy leagues.

⦁ Login dengan Twitter

⦁ Beli kartu

⦁ Susun deck berisi lima influencer

⦁ Daftar turnamen

⦁ Dapatkan poin sesuai performa sosial mereka

Setiap kartu merepresentasikan influencer tertentu. Aktivitas influencer tersebut di Twitter: jumlah tweet, impression, engagement, bahkan bookmarked diolah menjadi poin. Poin itu diberikan kepada pemain yang memasukkan influencer tersebut ke dalam deck berisi lima kartu dalam sebuah turnamen.

Pemain perlu mengoleksi kartu “Heroes” yang tersedia di marketplace atau melalui paket acak. Setiap kartu memiliki tingkat kelangkaan—Common, Rare, Epic, dan Legendary—yang akan memberi multiplier pada perolehan poin. Semakin langka kartunya, semakin besar pengganda skor yang bisa didapatkan. Nilai kartu ini bukan sekadar kosmetik; performanya benar-benar terikat pada aktivitas sosial sang influencer di Twitter. Itu berarti impresi, retweet, balasan, sampai engagement lain ikut dihitung dalam skor turnamen.

Untuk mengikuti turnamen, pemain harus mengumpulkan lima kartu dan menyusunnya menjadi sebuah dek. Turnamen adalah inti permainan, karena dari sinilah hadiah ETH, paket kartu, Blast Gold, dan poin FAN dibagikan. Fantasinya mirip seperti fantasy football, tapi pemainnya adalah para tokoh kripto yang sering wara-wiri di lini masa.

Skor dikalkulasi berdasarkan aktivitas real-time para Heroes. Bila seorang influencer sedang aktif dan kerap menghasilkan interaksi besar di Twitter, pemilik kartunya bisa melonjak ke puncak leaderboard. Sebaliknya, jika ia sedang tidak berkicau atau performa sosialnya melemah, poin pemain akan ikut tertinggal. Di sini letak unsur strategi: memilih siapa yang sedang naik daun, siapa yang rajin ngepost, dan siapa yang punya pengikut cukup besar untuk menghasilkan impresi masif.

Dari segi fungsi, marketplace menjadi tempat jual-beli kartu, dan di sinilah ekonomi mikro Fantasy Top bergerak. Pemain bisa membeli kartu untuk memperkuat dek, atau menjual kartu yang harganya naik. Para Heroes juga menerima royalti berupa 1,5% dari volume trading kartu mereka serta 10% dari penjualan paket, dibagi di antara seluruh influencer dalam paket tersebut. Artinya, influencer juga berkepentingan membuat konten yang memicu engagement, karena semakin aktif mereka, semakin tinggi pula nilai kartu dan pendapatannya.

Sistem leveling pada kartu dilakukan melalui fitur burn, di mana pemain dapat membakar kartu untuk meningkatkan level kartu lain. Mekanisme ini menciptakan kelangkaan baru dan mendorong pemain memutuskan kartu mana yang layak dipertahankan atau dikorbankan.

Fantasy Top membagi pemain ke dalam beberapa liga, dan peringkat ditentukan oleh akumulasi skor turnamen. Naik liga berarti hadiah lebih besar, sementara turun liga berarti persaingan yang lebih ringan. Di atas kertas, sistem ini cukup adil. Tetapi seperti banyak gamefi lain, masalah manipulasi engagement muncul, terutama dengan penggunaan bot dan aktivitas farm.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *