Volubit.id — Bursa kripto terbesar di dunia Binance, mendapat kritik tajam setelah memutuskan untuk melisting token Test (TST) pada 9 Februari 2025. Kritik tajam bermunculan setelah bursa dinilai melabrak rambu-rambu dalam upayanya menghidupkan kembali kultur memecoin di jaringan BNB Chain tersebut.
Tak hanya komunitas kripto yang mempertanyakan langkah tersebut, mantan Bos Binance, Changpeng Zhao (CZ), juga ikut memberikan kritik tajam terhadap kebijakan platform yang pernah dipimpinnya. Poin pokok kritik CZ terhadap Binance ialah terkait proses pengumuman dan listing yang menurutnya terlalu cepat.
“Saya pikir proses listing di Binance agak bermasalah. Mereka mengumumkan, lalu mencatatkan token hanya 4 jam kemudian. Periode pemberitahuan memang perlu, tetapi dalam waktu 4 jam itu, harga token naik tinggi di DEX (Decentralized Exchange), kemudian orang-orang menjualnya di CEX (Centralized Exchange),” tulis CZ.
Last lastly, as an observer, I think the Binance listing process is a bit broken. They announce, then list 4 hours later. The notice period is necessary, but in those 4 hours, the token prices go high on DEXes, and then people sell on CEX…
Not sure if there is a solution for…
— CZ 🔶 BNB (@cz_binance) February 9, 2025
Di luar kritik langsung tersebut, CZ tidak banyak berkomentar terhadap kebijakan Binance. CZ menyebut dirinya tidak terlibat dalam proses tersebut lantaran dia sudah didepak dari kursi pimpinan bursa sejak lama. Namun dia memahami kenapa bursa cenderung berlomba-lomba melistik token yang mengalami hype.
“Kenyataannya adalah: bursa harus bersaing untuk mencatatkan token populer (dengan volume perdagangan tinggi) secepat mungkin. Jika token kalian dicari secara aktif oleh para trader, kalian tidak perlu berbicara dengan bursa,” katanya.
Kendati demikian, secara personal dia mengaku bahwa dirinya tidak mendukung maupun menentang tradisi memecoin yang belakangan mewabah di jagat kripto. Yang pasti menurutnya dia pribadi tak pernah membeli sekeping pun memecoin dan mengaku akan tetap berfokus pada fundamental.
“Saya memposting klarifikasi bahwa TST TIDAK didukung oleh saya atau kami. Itu hanya token uji yang digunakan dalam video tutorial. Tetapi setiap kali saya memberikan klarifikasi, justru semakin viral entah kenapa. ”
TST pada awalnya dibuat sebagai token sampel dalam tutorial yang dipublikasikan oleh tim BNB Chain pada 6 Februari. Video tersebut menunjukkan cara kerja smart contract dengan menggunakan TST sebagai contoh.
Setelah publik menyadari keberadaan token ini, harga TST melonjak tajam lantaran spekulasi. Tim BNB Chain lantas buru-buru menghapus video dan menonaktifkan alamat wallet terkait, seraya menegaskan bahwa token tersebut bukanlah proyek resmi Binance atau bagian dari strategi perusahaan.
Selain TST, Binance juga melisting memecoin lainnya, Cheems (1000CHEEMS). Kedua token tersebut diberi label seed tag, yang menunjukkan risiko lebih tinggi dibandingkan aset digital lainnya. Harga TST sempat mencapai puncak tertinggi di $0,56 sebelum anjlok hingga lebih dari 60% ke $0,16 per keping.


