Pasar Kripto Anjlok $850 Miliar, Binance Disorot Usai Harga Altcoin Tiba-Tiba Nol

Volubit.id — Pasar kripto global sempat diguncang keruntuhan besar pada 9–10 Oktober, yang bahkan disebut sebagai penurunan paling parah sejak ambruknya exchange FTX pada 2022 lalu.

Dalam hitungan jam, total kapitalisasi pasar kripto menyusut sekitar $850 miliar, dengan lebih dari $20 miliar posisi perdagangan terlikuidasi atau 20 kali lebih besar dibandingkan kejatuhan pasar akibat pandemi Covid-19 pada 2020.

Bitcoin (BTC) turun sekitar 10–15%, dari sekitar $124.000 menjadi $105.000. Namun, nasib altcoin jauh lebih buruk, terutama di exchange Binance. Beberapa token seperti Cosmos (ATOM), IoTeX (IOTX), dan Enjin (ENJ) tampak anjlok hingga nol dalam hitungan menit.

Padahal di exchange lain, harga ketiga altcoin tersebut tidak turun sedalam itu. ATOM turun 53%, IOTX turun 46%, dan ENJ turun 64,5%.

Kejatuhan ekstrem hingga “nol” hanya terjadi di Binance, yang kemudian memicu kepanikan di kalangan trader yang berspekulasi ada kerusakan sistem serius di platform centralized exchange (CEX) terbesar dunia itu.

Klarifikasi Binance

Menanggapi kekacauan tersebut, Binance menyampaikan klarifikasi pada 13 Oktober, dengan menyebut bahwa token-token tersebut tidak benar-benar jatuh ke $0, melainkan terlihat demikian karena adanya kesalahan tampilan (display issue).

“Beberapa trading pair seperti IOTX/USDT baru-baru ini mengubah jumlah angka desimal untuk pergerakan harga minimum. Hal ini menyebabkan harga yang ditampilkan di interface pengguna terlihat menjadi nol, padahal sebenarnya bukan harga $0,” jelas Binance.

Artinya, meski layar pengguna sempat menampilkan harga nol, nilai pasar sebenarnya masih ada. Kesalahan terjadi karena pengaturan teknis pada sistem harga, bukan karena token kehilangan seluruh nilainya.

Selama crash tersebut, lebih dari 1,6 juta trader terlikuidasi akibat penggunaan leverage. Saat harga mulai turun, sistem Binance secara otomatis menjual altcoin yang dijadikan jaminan (collateral) sehingga menimbulkan tekanan jual tambahan dan mempercepat penurunan harga.

Kondisi ini diperparah oleh kelebihan beban sistem Binance. Banyak pengguna melaporkan frozen account, perintah stop-loss tidak berfungsi, dan transaksi tertunda. Sejumlah analis juga menyebut market maker besar seperti Wintermute sempat menarik dananya dari Binance karena keterlambatan sistem, yang menyebabkan tidak ada pesanan beli (buy order) selama beberapa detik.

Akibatnya, harga beberapa token tampak nol, meski sebenarnya masih memiliki nilai di pasar lain. Sejumlah trader menduga insiden ini bukan hanya kesalahan teknis, tetapi mungkin akibat serangan terkoordinasi.

Trader kripto ElonTrades berspekulasi, Binance menjadi target eksploitasi, yang menyebabkan USDe, stablecoin sintetis milik Ethena, kehilangan patokan terhadap dolar AS (depeg) dan anjlok hingga $0,65 di Binance.

Menurutnya, pelaku memanfaatkan celah di fitur “Unified Account” Binance yang menggunakan data harga internal (oracle internal), bukan dari oracle eksternal.

Binance sebelumnya telah mengumumkan bahwa sistem ini akan diperbarui untuk menggunakan oracle eksternal sehingga penyerang memiliki celah waktu untuk mengeksploitasi sistem dan menimbulkan perbedaan harga besar.

Akibatnya, terjadi likuidasi lanjutan hingga $1 miliar di Binance, yang kemudian memicu efek domino ke seluruh pasar kripto.

Permintaan Maaf dan Kompensasi

Salah satu pendiri Binance, Yi He, meminta maaf atas gangguan yang dialami pengguna dan mengakui bahwa sebagian pengguna menghadapi masalah transaksi akibat lonjakan aktivitas dan volatilitas ekstrem.

CEO Binance, Richard Teng, juga menyampaikan permintaan maaf dan berjanji akan memperbaiki platform.

“Saya sungguh menyesal kepada semua pengguna yang terdampak. Kami tidak mencari alasan, kami mendengarkan, belajar dari kejadian ini, dan berkomitmen untuk memperbaiki diri,” ujarnya.

Binance menyatakan akan memberikan kompensasi sebesar $283 juta kepada pengguna yang terbukti mengalami kerugian akibat masalah sistem atau kesalahan platform. Namun Binance juga menegaskan, kerugian akibat fluktuasi harga pasar atau keuntungan yang belum terealisasi tidak termasuk dalam kompensasi.

Meski Binance sudah memberikan klarifikasi dan kompensasi, CEO Crypto.com, Kris Marszalek, menyerukan agar regulator menyelidiki CEX yang mengalami kerugian besar selama insiden kemarin.

Peristiwa ini kembali menyoroti kerentanan sistem perdagangan di CEX sekaligus memperkuat desakan agar industri kripto memperbaiki mekanisme transparansi, keamanan sistem, dan pengawasan regulasi untuk melindungi para pengguna di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *