Volubit.id — Di tengah turbulensi harga Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Solana (SOL), BNB dan ratusan altcoin yang naik-turun seperti kapal terpukul ombak, keluhan para sesepuh kripto kembali menggema di linimasa. Tahun 2025, yang sempat dijanjikan sebagai era emas baru aset digital, justru menghadirkan ironi: pasar tumbuh jauh lebih besar dengan struktur makin rumit, tetapi kesempatan cuan dianggap semakin sempit.
Siklus kali ini, yang diawali dengan optimisme halving dan dorongan institusi, mulai dinilai tak lagi memberi kemudahan seperti bullrun 2020–2021 saat pandemi COVID-19 menciptakan salah satu reli paling agresif dalam sejarah pasar kripto.
Pemilik akun Twitter @edwardmorra_btc mengklaim bahwa untuk pertama kalinya ia gagal mencetak rekor tertinggi cuan baru selama siklus berlangsung. Kekayaannya, menurut pengakuannya, justru lebih tinggi pada 2022. Padahal tahun tersebut diingat oleh banyak investor sebagai awal musim dingin kripto setelah runtuhnya Terra Luna, Celsius, hingga FTX.
I know it’s common for big CT accounts to boast about making gazillions of profit but a lot of you reading need to know this:
This was the first cycle my portfolio hasn’t made a new high. My networth was higher in 2022
Thank you for attention
Yous truly, washed ‘17 class OG
— Edward Morra (@edwardmorra_btc) November 17, 2025
Pengakuan dari sosok yang mendaku sebagai investor angkatan 2017 itu menjadi pukulan realitas sekaligus alarm: bila sesepuh saja tak bisa menyentuh puncak baru, bagaimana nasib pasukan investor ritel yang baru masuk pasar?
Pemilik akun @Picolas_Caged juga mengakui hal serupa. Meski mengaku nilai portofolionya kali ini tetap lebih tinggi dibanding puncak bullrun 2021, ia mengaku bahwa pencapaian tersebut bukan berasal dari trading maupun investasi konvensional. Lonjakan nilai itu justru berkat tiga hal: agresif menggarap airdrop, aktif dalam leaderboard berbagai protokol, serta membangun akun media sosial yang menjadi salah satu meta baru di era InfoFi.
Tanpa modal sosial berupa audiens di media sosial, ia mengaku siklus 2025 akan terasa sangat “rubbish”, istilah yang secara halus menggambarkan betapa mengecewakannya pasar bagi pelaku biasa.
Kesaksian dua pelaku veteran ini menggambarkan pergeseran besar dalam cara investor mendapatkan profit di pasar kripto. Pada masa bullrun COVID, banyak aset naik berlipat-lipat hanya karena likuiditas global mengalir deras dan protokol baru bak jamur tumbuh setiap hari. Dalam suasana itu, strategi sederhana sekalipun seperti beli di awal, simpan, dan biarkan pasar menggoreng harga sering kali cukup untuk menghasilkan keuntungan.
Kini, di tengah lanskap dengan persaingan yang jauh lebih sengit, airdrop hunting, content creation, farming poin, dan memanfaatkan InfoFi menjadi sumber cuan dominan. Profit dari trading murni, seperti yang disebut Picolas, tetap ada, tetapi kalah jauh dibanding imbalan dari ekosistem baru yang memonetisasi atensi pengguna.
Fenomena ini juga mencerminkan realitas struktural siklus 2025. Kapitalisasi pasar kripto yang semakin besar membuat pergerakan harga tak lagi sekencang dulu. Keberadaan institusi meski menambah legitimasi turut memperketat volatilitas sehingga peluang moonshot makin terbatas.
Kemunculan program airdrop skala besar seperti dari LayerZero, zkSync, EigenLayer, Linea, dan berbagai proyek RaaS, menjadikan jalur cuan bergeser dari spekulasi harga ke partisipasi ekosistem. Para pemain lama memanfaatkan peluang ini dengan disiplin dan strategi yang tepat; bagi pemain baru, sering kali peluangnya datang telat atau tersaring oleh bot, whale, atau insider.
Ledakan jumlah koin yang beredar menjadi salah satu faktor yang paling krusial menyebabkan sulitnya harga pasr altcoin terkerek. Produksi token yang kian mudah terutama lewat memecoin launchpad, mengoyak perhatian investor dan memecah likuiditas ke ribuan proyek seumur jagung. Pasar menjadi rapuh, berputar cepat, dan gagal menopang tren naik yang panjang.
Dalam delapan tahun terakhir, peta produksi token kripto berubah drastis. Dari kurang dari tiga ribu aset pada 2017, melompat menjadi hampir seratus ribu pada 2021, lalu meledak tak masuk akal menjadi lebih dari 37 juta per November 2025. Sebanyak 36,4 juta di antaranya sudah tercatat sejak September.
Platform Pump.Fun menjadi mesin pencetak token massal terbanyak yang sedikit banyak bertanggung jawab atas situasi ini. Raja launchpad memecoin yang sudah beroperasi sejak Januari 2024 tersebut telah melahirkan sekitar 14 juta token, sebagian besar hanya hidup sebentar sebelum tenggelam. Dengan laju seperti ini, pasar altcoin tampak kehilangan gravitasi. Harga bergerak tanpa arah, sementara investor terus tersedot masuk ke pusaran eksperimen tanpa akhir.


