Bos Bybit Sebut Total Likuidasi Pasar Kripto Capai $10 M

Volubit.id — Bos exchange kripto Bybit, Ben Zhou, mengungkapkan bahwa total likuidasi pasar kripto 24 jam terakhir pada 3 Februari 2025 jauh lebih besar dari yang tercatat di platform analitik Coinglass. Menurut Zhou, jumlah likuidasi kripto riil bisa mencapai antara $8 hingga $10 miliar atau sekitar Rp131,2 triliun hingga Rp164 triliun.

“Saya khawatir likuidasi riil hari ini jauh lebih besar dari $2 miliar. Berdasarkan estimasi saya, jumlahnya seharusnya berada di kisaran $8 hingga $10 miliar,” tulis Zhou di Twitter.

Zhou mengungkap angka likuidasi yang terjadi di platform Bybit mencapai $2,1 miliar atau sekitar Rp34,44 triliun. Namun, data Coinglass hanya mencatat likuidasi sebesar $333 juta atau sekitar Rp5,46 triliun.

Sebelumnya, data Coinlass mencatat total nilai likuidasi pasar kripto pada 3 Februari mencapai sekitar $2,2 miliar di mana 729.073 trader dilaporkan terlikuidasi. Posisi long yang mendominasi mencatat kerugian hingga $1,88 miliar (Rp30,9 triliun), sementara posisi short mencapai $350,23 juta (Rp5,7 triliun).

Krisis likuidasi besar yang terjadi dalam rentang 24 jam tersebut dipicu oleh kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap barang impor dari Kanada, Meksiko, dan China. Langkah tersebut memicu aksi jual besar-besaran di berbagai aset berisiko, termasuk kripto.

Tidak akuratnya data likuidasi ini menurutnya bukan hanya berlaku pada momen liquidation flush terakhir. Zhou juga menyatakan bahwa jumlah likuidasi selama kejatuhan FTX pada November 2022 lalu kemungkinan 4 hingga 6 kali lebih besar dari laporan Coinglass.

Zhou menjelaskan bahwa keterbatasan application programming interface (API) menyebabkan tidak semua data likuidasi dapat dipublikasikan secara real-time. “Sejumlah bursa besar lain juga membatasi data likuidasi yang dapat dirilis,” terangnya.

Kebijakan pembatasan data ini, menurut Zhou, membuat jumlah likuidasi yang tercatat di berbagai platform menjadi tidak akurat. Ia berjanji Bybit akan membuka semua data likuidasi mereka ke publik guna mendukung transparansi dalam ekosistem kripto.

Dalam tweet terpisah, Coinglass juga mendorong agar Binance mengungkapkan seluruh data likuidasi yang terjadi di platform mereka. Binance sendiri disebut membatasi akses terhadap data tersebut sejak Juni 2021 dengan alasan bahwa pembukaan data bisa menarik perhatian media dan regulator.

“Binance membatasi data likuidasi mereka sekitar Juni 2021. CZ percaya bahwa terlalu banyak data likuidasi akan mempengaruhi bisnis kontrak perpetual mereka. Di sisi lain, terlalu banyak data likuidasi akan memicu liputan media secara luas sekaligus menarik perhatian regulator,” tulis Coinglass.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *