Pengertian Sequencer Blockchain, Jenis dan Bagaimana Cara Kerjanya

Volubit.id — Seiring dengan berkembangnya teknologi blockchain, berbagai solusi muncul untuk mengatasi keterbatasan seperti kecepatan transaksi dan biaya gas yang tinggi. Salah satu inovasi yang banyak digunakan dalam jaringan rollup adalah sequencer. Perannya sangat penting dalam menyusun dan mengatur transaksi sebelum dicatat di blockchain utama. Dengan mekanisme ini, transaksi bisa diproses lebih cepat, lebih murah, dan lebih efisien.

Pengertian Sequencer Blockchain

Sequencer adalah komponen dalam rollup, seperti Optimism, Arbitrum, atau zkSync, yang bertanggung jawab untuk mengatur, mengurutkan, dan memproses transaksi sebelum dikirim ke blockchain utama seperti Ethereum. Peran utama sequencer mirip dengan jalan tol elektronik, di mana transaksi diproses lebih cepat di jalur khusus sebelum akhirnya dicatat di jaringan utama.

Jika dalam blockchain konvensional, transaksi dikumpulkan oleh para penambang (dalam Proof of Work) atau validator (dalam Proof of Stake), maka dalam sistem rollup, transaksi lebih dulu melewati sequencer sebelum dikirim ke blockchain utama.

Dalam rollup, sequencer memungkinkan transaksi dikumpulkan dan diproses lebih dulu di luar jaringan utama, menghemat waktu dan gas fee secara signifikan.

Peran utama sequencer adalah memastikan bahwa transaksi diproses dalam antrean yang benar dan optimal. Dengan kata lain, sequencer bertindak seperti petugas lalu lintas digital, mengatur transaksi mana yang diproses lebih dulu agar tidak terjadi kemacetan dalam jaringan. Peran ini sangat penting karena tanpa pengaturan yang baik, transaksi bisa tertunda atau dikenakan biaya lebih tinggi.

Jenis-Jenis Sequencer dalam Blockchain

Terdapat beberapa jenis sequencer yang dikembangkan dalam ekosistem blockchain, terutama dalam jaringan rollup seperti Optimism, Arbitrum, dan zkSync. Secara umum, sequencer bisa dikategorikan berdasarkan tingkat desentralisasinya dan cara pengelolaan transaksinya.

  • Sequencer Terpusat (Centralized Sequencer)

Sebagian besar rollup saat ini masih menggunakan sequencer terpusat, di mana hanya satu entitas yang bertanggung jawab dalam menerima, mengurutkan, dan mengirim transaksi ke blockchain utama. Model ini memberikan efisiensi tinggi karena tidak perlu ada koordinasi antar banyak pihak.

Optimism dan Arbitrum adalah contoh jaringan yang menggunakan sistem ini. Semua transaksi yang masuk dikumpulkan dan diproses oleh satu operator sebelum dikirim ke Ethereum untuk finalisasi. Keunggulan utama dari pendekatan ini adalah kecepatan dan efisiensi biaya. Namun, ada kelemahan signifikan, yaitu potensi censorship atau penyensoran transaksi oleh pihak yang mengelola sequencer. Selain itu, ada risiko eksploitasi MEV (Miner Extractable Value), di mana sequencer bisa menyusun transaksi dengan cara yang menguntungkan mereka sendiri.

  • Sequencer Terdesentralisasi (Decentralized Sequencer)

Untuk mengatasi masalah sentralisasi, beberapa proyek sedang mengembangkan konsep sequencer terdesentralisasi. Dalam sistem ini, lebih dari satu entitas bertanggung jawab dalam mengurutkan transaksi, sehingga mengurangi risiko kendali tunggal dan penyensoran.

Proyek seperti zkSync telah mulai mengeksplorasi model ini, dengan tujuan memberikan transparansi yang lebih besar dalam pemrosesan transaksi. Konsep ini lebih sejalan dengan prinsip blockchain yang mengedepankan desentralisasi. Namun, tantangan utamanya adalah koordinasi antar banyak node bisa memperlambat proses transaksi dan meningkatkan kompleksitas teknis.

  • Sequencer Bersama (Shared Sequencer)

Pendekatan yang lebih baru dalam pengembangan sequencer adalah sistem shared sequencer. Model ini memungkinkan satu sequencer untuk digunakan oleh beberapa jaringan rollup secara bersamaan, sehingga meningkatkan interoperabilitas antar jaringan dan mengurangi fragmentasi likuiditas.

Espresso Systems dan Astria adalah dua contoh proyek yang sedang mengembangkan shared sequencer untuk berbagai rollup. Dengan sistem ini, pengguna tidak perlu berpindah jaringan secara manual saat berinteraksi dengan berbagai layer-2 (L2). Selain itu, shared sequencer dapat meningkatkan efisiensi dan koordinasi antar jaringan. Meski menjanjikan, model ini masih dalam tahap pengembangan dan memiliki tantangan keamanan, terutama jika sequencer yang digunakan bersama mengalami gangguan atau kegagalan teknis.

Bagaimana Cara Kerja Sequencer?

Saat seorang pengguna mengirimkan transaksi di jaringan yang menggunakan rollup, transaksi tersebut tidak langsung tercatat di blockchain utama seperti Ethereum. Sebaliknya, transaksi pertama-tama diterima oleh sequencer.

Sequencer kemudian menyusun transaksi berdasarkan waktu masuk, biaya gas, atau faktor lainnya. Setelah transaksi dikumpulkan dalam kelompok (batch), sequencer mengirimkannya secara bersamaan ke blockchain utama untuk dicatat secara permanen.

Dengan metode ini, rollup bisa menghemat banyak biaya gas karena transaksi tidak diproses satu per satu, melainkan dalam kelompok besar. Selain itu, sistem ini juga meningkatkan kecepatan transaksi karena tidak perlu menunggu konfirmasi dari seluruh jaringan utama.

Contohya, Bangbang ingin membeli 1 ETH di Velodrome, sebuah decentralized exchange (DEX) yang berjalan di jaringan Optimism. Saat ia melakukan swap menggunakan USDC, transaksinya tidak langsung dikirim ke jaringan Ethereum. Sebagai rollup, Optimism memiliki mekanisme sendiri untuk menangani transaksi sebelum mencatatnya ke blockchain utama.

Begitu Bangbang mengonfirmasi transaksi di walletnya, permintaan swap tersebut dikirim ke sequencer Optimism. Sequencer bertindak sebagai perantara yang mengurutkan dan memproses transaksi lebih cepat dibandingkan dengan langsung mengandalkan Ethereum. Dalam hitungan detik, sequencer menerima transaksi Bangbang, memeriksa apakah saldo USDC-nya mencukupi, dan mengatur urutan transaksi lain yang masuk dalam waktu bersamaan.

Setelah transaksi disusun, sequencer langsung memberikan respons ke dompet Bangbang, menunjukkan bahwa transaksinya telah berhasil diproses dalam jaringan Optimism. Namun, transaksi ini belum benar-benar final. Sequencer kemudian mengelompokkan beberapa transaksi lain dalam satu batch dan mengirimnya ke Ethereum untuk diverifikasi dan dicatat secara permanen.

Saat batch transaksi ini sampai di Ethereum, mekanisme rollup Optimism mengajukan proof untuk membuktikan bahwa semua transaksi dalam batch tersebut valid. Setelah diverifikasi oleh jaringan utama, transaksi Bangbang benar-benar final dan tercatat di Ethereum. Dengan mekanisme ini, Bangbang bisa mendapatkan pengalaman trading yang cepat dan murah, tanpa harus membayar gas fee mahal seperti di Ethereum mainnet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *