Disebut Ethereum 3.0, Bagaimana Beam Chain Bekerja?

Volubit.id — Peneliti inti Ethereum Foundation (EF), menggulirkan wacana upgrade besar Beam Chain yang akan menjadi langkah penting bagi jaringan Ethereum di masa depan pada konferensi Devcon 2024 di Bangkok, Thailand. Inovasi ini bahkan disebut-sebut sebagai Ethereum 3.0 oleh sejumlah pihak.

Beam Chain adalah usulan rancangan ulang dari lapisan konsensus (consensus layer) Ethereum. Upgrade Beam Chain diharapkan akan meningkatkan kecepatan, efisiensi, serta keamanan jaringan, terutama dari ancaman komputer kuantum di masa depan.

Proposal Beam Chain berfokus pada perbaikan di tiga area utama: mempercepat produksi blok dengan waktu slot lebih singkat; meningkatkan ketahanan terhadap sensor; serta membuka peluang lebih luas bagi validator, termasuk solo stakers, demi jaringan yang lebih inklusif.

Percepatan produksi blok dilakukan dengan mengurangi waktu slot dari 12 detik menjadi empat detik, yang memungkinkan blok terkonfirmasi lebih cepat. Dengan waktu slot yang lebih singkat ini, blok bisa dikonfirmasi lebih cepat, sehingga transaksi berlangsung lebih efisien dan jaringan mampu melayani lebih banyak pengguna.

Selain itu, Beam Chain menghilangkan sistem epoch yang selama ini digunakan Ethereum. Dalam sistem saat ini, 32 slot digabung dalam satu epoch sebagai siklus validasi blok. Dengan Beam, siklus ini tidak lagi dibutuhkan, sehingga validasi berjalan lebih langsung dan sederhana tanpa pengaturan khusus per epoch.

Di samping kecepatan, Beam Chain memperkenalkan zkEVM native berbasis teknologi ZK-SNARKs untuk menjaga privasi dan memperkuat keamanan jaringan dari ancaman masa depan, seperti komputer kuantum yang mampu meretas enkripsi biasa.

zkEVM memungkinkan bukti transaksi diberikan tanpa mengungkapkan data dasar, sehingga menjaga data pengguna tetap aman. Teknologi ini juga membuat jaringan lebih tahan terhadap sensor eksternal karena zkEVM dapat memproses transaksi dalam volume besar tanpa memerlukan setiap validator untuk memeriksa semua detail satu per satu. Validator nantinya hanya perlu memverifikasi SNARKs yang telah divalidasi.

Untuk meningkatkan inklusivitas, Beam Chain mengusulkan penurunan syarat staking dari 32 ETH menjadi hanya 1 ETH. Syarat baru ini diharapkan menarik lebih banyak validator individu atau solo stakers, yang selama ini mungkin terkendala syarat modal tinggi. Dengan lebih banyak validator, jaringan Ethereum diharapkan semakin terdesentralisasi dan aman.

Usulan ini juga dapat berdampak pada solusi Layer 2 (L2) yang selama ini digunakan untuk mengatasi skalabilitas Ethereum. Menurut pendiri Ambient Finance, Doug Colkitt, zkEVM native akan memungkinkan produksi blok yang jauh lebih besar karena gas limit bisa dihilangkan.

zkEVM akan memungkinkan validator tidak lagi harus memproses detail tiap transaksi satu per satu. Validator hanya perlu memverifikasi SNARKs yang telah divalidasi sebelumnya. Ini berarti Ethereum akan memiliki kapasitas skalabilitas yang jauh lebih besar di L1-nya sendiri.

Jika skenario implementasi zkEVM ini kejadian, kebutuhan akan L2 untuk menambah kapasitas jaringan dipandang bisa berkurang. Singkatnya, zkEVM dapat membuat Ethereum L1 lebih cepat dan memiliki kapasitas besar tanpa memerlukan solusi eksternal seperti L2.

Walau demikian, Colkitt menyatakan ada risiko besar di balik perubahan tersebut, yakni potensi sentralisasi dalam proses pembangunan dan validasi blok. Colkitt menilai bakal ada potensi bagi validator besar atau pihak profesional untuk mendominasi proses produksi blok. Potensi dominasi ini bisa menyingkirkan validator individu atau home stakers yang tidak memiliki sumber daya komputasi untuk bersaing.

Pasalnya, pekerjaan komputasional mengompres waktu blok membutuhkan hardware lebih mumpuni yang bisa jadi akan mencekik buat validator individu dengan sumber daya terbatas.

Pada gilirannya, sentralisasi ini berpotensi mengurangi desentralisasi dan prinsip-prinsip awal yang dibangun Ethereum sebagai jaringan terbuka untuk semua.

Drake menyatakan usulan ini bersifat proposal pribadi, tidak secara resmi mewakili EF. Beam Chain juga diklaim tidak akan mengganggu agenda pokok roadmap Ethereum. Bila usulan Beam Chain didukung komunitas, proyek Beam Chain akan dimulai dengan penyusunan spesifikasi pada 2025, pengembangan di 2026, dan testing di 2027. Setelah semua tahapan ini sukses dan dinyatakan aman, Beam Chain akan diimplementasikan di Ethereum L1.

Jika disetujui komunitas, Beam Chain akan menjadi perubahan terbesar Ethereum sejak The Merge atau Ethereum 2.0 yang mengubah konsensus jaringan dari proof-of-work (PoW) menjadi proof-of-stake (PoS) pada 2022. The Merge berhasil mengurangi penggunaan energi Ethereum lebih dari 99%.

Usulan Beam Chain dari Drake ini selaras dengan Ethereum Improvement Proposal (EIP) 7781 yang diajukan oleh Ben Adams, kontributor dari firma riset blockchain Nethermind pada pertengahan Oktober lalu. Proposal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi jaringan Ethereum dengan mempercepat waktu produksi blok dari 12 detik menjadi 8 detik.

Proposal ini mendapatkan dukungan dari beberapa tokoh di komunitas Ethereum, termasuk Drake. Sama dengan Beam Chain, EIP 7781 menimbulkan tantangan teknis bagi node jaringan Ethereum. Solo stakers atau validator individu berpotensi terdampak negatif karena keterbatasan sumber daya mereka untuk mengikuti kompresi waktu blok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *